Tujuan
Setelah mempelajari
bahan dalam bab ini, seharusnya Anda dapat:
1. Mengidentifikasi macam-macam cara pemberian
ukuran.
2. Meletakan pemberian ukuran yang benar pada
gambar.
3. Memodifikasi pemberian ukuran pada gambar
teknik.
4. Membedakan pemberian ukuran pada bagian dalam
dan luar.
5. Membaca dan menafsirkan ukuran-ukuran yang
ada pada gambar kerja.
4.1 Macam-Macam
Cara Pemberian Ukuran
Untuk menunjukkan
panjang, lebar, tinggi atau diameter benda, maka pada gambar dicantumkan
ukurannya. Ukuran yang tercantum ini bisa yang sesungguhnya, tetapi jika benda
yang digambar diperbesar atau diperkecil, maka dapat menggunakan skala.
Pemberian ukuran pada gambar mesin tidak bisa dibuat sembarangan melainkan
mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Penyusunan ukuran pada gambar
kerja, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara ukuran, yaitu: ukuran
berantai, ukuran sejajar, ukuran berurutan dan ukuran gabungan (lihat Gambar
23).
4.2 Aturan Memberi
Ukuran
Penempatan angka
ukuran pada gambar kerja mengikuti prosedur sebagai berikut: dilakukan 1 mm di
atas garis ukur, ditengah-tengah dan teratur, angka dan garis ukuran harus
terbaca baik horisontal maupun vertikal,
ukuran-ukuran kecil (di bawah 10 mm) tanda panahnya ditempatkan di luar arah ukur dan ukurannya
dicantumkan di atas atau disamping tanda
panah ukuran, serta pengukuran dimulai dari basis yang terkecil hingga yang
terbesar. Semua ukuran dalam gambar teknik mesin dalam satuan mm, dan tidak
perlu dicantumkan satuannya, apabila ukuran dalam satuan yang lain, maka
satuannya dicantumkan (misal inchi). Untuk membatasi bagian yang diberi ukuran
pada ujung garis ukurnya diberi anak panah. Perbandingan ukuran panjang dan
lebar anak panah adalah 3 : 1 dan
dihitamkan (lihat Gambar 24). Jika jarak antara dua garis lebih kecil dari 7
mm, garis ukuran pada kedua sisinya diperpanjang kemudian gambar panahnya
diberikan sebelah luar, sedangkan untuk ukuran yang saling merapat dapat
digunakan titik sebagai pengganti anak panah.
Untuk menulis
ukuran-ukuran pada gambar kerja dilaukan
sebagai berikut: gambarlah angka-angka ukuran dengan jelas, angka-angka ukuran
digambarkan sedemikian, sehingga dapat
dibaca dari sebelah bawah dan kanan dari gambar, dan ukuran ditempatkan
sedemikian di mana bentuk atau profil dari potongan kerja diperlihatkan paling
jelas. Untuk angka ukuran yang tidak
horisontal maupun vertikal, penempatannya diatur sedemikian sesuai dengan garis
ukurnya. Ada
daerah- daerah yang sebaiknya dihindari untuk penempatan angka ukuran, yaitu
pada daerah 30o sebelah kiri bagian atas garis vertikal dan 30o bagian sebelah
kanan garis vertikal bawah, pada Gambar 25 adalah daerah yang diarsir.
Adanya ukuran pada
gambar yang dibuat sesuai dengan aturan
akan memperjelas bagi pembaca gambar tentang benda yang sebenarnya, tetapi ada
kalanya ukuran yang berlebihan justru akan membingungkan. Untuk itu penunjukkan
ukuran sebaiknya tidak berulang-ulang (hanya sekali). Pada gambar, penunjukkan ukuran seluruhnya
seharusnya diberikan agar mempermudah dalam menentukan kebutuhan bahan dari
benda yang dibuat oleh pekerja. Ukuran seluruhnya (jumlah) bisa menjadi ukuran pembantu, tetapi
bisa juga menjadi ukuran yang penting. Pada Gambar 26 diperlihatkan di mana
pada gambar a menunjukkan ukuran jumlah sebagai ukuran pembantu, sedangkan pada
gambar b menunjukkan ukuran jumlah sebagai ukuran penting (pokok). Di dalam
penunjukkannya ukuran pembantu ditulis di dalam kurung.
Pada gambar yang
ditunjukkan bagian dalamnya, pemberian ukuran dipisahkan antara bagian luar dan bagian dalamnya. Untuk itu apabila
ukuran bagian luar ditempatkan bagian atas, maka ukuran bagian dalam ditempatkan pada bagian bawah, demikian
sebaliknya (lihat Gambar 27).
Ukuran untuk bagian
yang berbentuk bulat, segi empat, dan sebagianya, apabila tidak dibuat gambar
pandangan samping, atas atau bawah, maka pada pengukurannya perlu diberi
lambang untuk bagian permukaan tersebut, dengan Ø dan . Gambar 28 menunjukkan penulisan ukuran
lambang-lambang tersebut.
Angka-angka ukuran
pada sumbu dan arsiran tidak boleh
terpotong. Sumbu dan arsir dihilangkan pada angka ukuran yang dimaksud (lihat
Gambar 29 di bawah ini.
Penulisan ukuran
yang sama, bisa dibuat satu dengan
mencantumkan jumlah, kemudian ditulis ukurannya. Misal ada lubang yang
berdiameter 10 mm dan jumlahnya 8 buah, maka penulisan ukurannya dapat dilakukan
seperti terlihat pada Gambar 30 di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar