Tujuan
Setelah mempelajari
bahan dalam bab ini, seharusnya Anda dapat:
1. Mendefinisikan pengertian toleransi.
2. Menerangkan sistem basis lubang dan poros.
3. Menghitung kelonggaran dan kesesakan.
4. Membaca toleransi pada gambar kerja.
5. Menerapkan toleransi pada gambar kerja.
10.1 Pengertian
Toleransi
Toleransi adalah
penyimpangan yang diijinkan. Adanya toleransi pada benda kerja yang dibuat
memungkinkan suatu produk yang dibuat
oleh orang berbeda atau perusahaan berbeda dapat dipasangkan atau diasembling. Dengan demikian
toleransi ini memungkinkan suatu benda kerja dapat diproduksi lebih banyak
secara massal yang mempunyai kemampuan tukar untuk banyak komponen yang sesuai
satu sama lain dengan tepat.
Ada dua cara dalam
menentukkan besarnya ukuran toleransi
yang dikehendaki yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Pada
sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi “H”
sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut menurut macam
suaiannya. Pada sistem basis poros ukuran poros sebagai dasar dengan toleransi
“h” dan ukuran lubangnya berubah-ubah. Untuk menghindari kekeliruan dalam
membaca antara huruf dan angka, maka tidak semua huruf dipakai sebagai
pembacaan toleransi. Adapun huruf-huruf yang tidak dipakai adalah I, L, O, Q,
dan W.
10.2 Macam-Macam
Suaian
Suaian yang
menunjukkan keketatan atau kelonggaran pada suatu toleransi dapat diakibatkan
oleh penerapan kerenggangan komponen
yang berpasangan. Ada tiga jenis kemungkinan suaian pada toleransi, yaitu:
(a) suaian longgar, suaian ini menghasilkan
batas ukuran yang menjamin ruangan bebas antara komponen yang berpasangan pada
waktu dirakit,
(b) suaian
transisi, suaian ini memungkinkan terjadinya kesesakan kecil atau kelonggaran
yang kecil pada komponen yang berpasangan pada waktu dirakit, dan
(c) suaian sesak, suaian ini menghasilkan
kesesakan diantara dua komponen yang
saling berpasangan pada waktu dirakit. Untuk sistem basis lubang, suaian longgar
dengan pasangan daerah toleransi lubang ‘H’, maka daerah toleransi poros dari
‘a’ sampai ‘h’, suaian transisi, dengan toleransi lubang lubang ‘H’,
toleransi porosnya dari ‘j’ sampai ‘n’.
Sedangkan untuk suaian sesak, toleransi lubang ‘H’, toleransi porosnya dari ‘p’
sampai ‘z’. Untuk sistem basis poros prinsipnya sama, cuma poros pakai huruf
kecil, sedangkan lubangnya huruf besar. Untuk memperoleh suaian yang tepat
antara dua komponen yang saling berpautan, maka perlu dihitung dahulu ukuran batas yang memodifikasi ukuran nominal
kedua komponen itu lalu baru ditentukan
besarnya Penyimpangan
(kelonggaran) yang
diinginkan. Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas, dan
penyimpangan bawah pada kedudukan bawah, ini berlaku untuk lubang maupun untuk
poros. Gambar 46 di bawah ini memperlihatkan pembatasan-pembatasan ukuran dalam
toleransi lubang dan poros. Dari gambar 46, didapatkan notasi-notasi dan
definisi sebagai berikut:
a. Ukuran nominal: adalah ukuran yang tertulis
pada gambar tanpa memperhatikan toleransi.
b. Ukuran aktual: adalah ukuran dari hasil
pengukuran.
c. Penyimpangan atas: adalah selisih antara ukuran
nominal dan ukuran aktual terbesar yang diijinkan.
d. Penyimpangan bawah: adalah selisih antara ukuran
nominal dan ukuran aktual terkecil yang diijinkan.
e. Toleransi: Harga absolut dari selisih
penyimpangan atas dan penyimpangan bawah.
f. Kelonggaran:
adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya (disini
ukuran lubang lebih besar dari poros).
g. Kesesakan: adalah selisih antara ukuran lubang dan
ukuran poros pasangan suaiannya (disini ukuran poros lebih besar dari lubang).
Gambar 46.
Pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros
Tidak ada komentar:
Posting Komentar