Kamis, 14 November 2013

TOLERANSI



Tujuan
Setelah mempelajari bahan dalam bab ini, seharusnya Anda dapat:
1.  Mendefinisikan pengertian toleransi.
2.  Menerangkan sistem basis lubang dan poros.
3.  Menghitung kelonggaran dan kesesakan.
4.  Membaca toleransi pada gambar kerja.
5.  Menerapkan toleransi pada gambar kerja.
10.1 Pengertian Toleransi
Toleransi adalah penyimpangan yang diijinkan. Adanya toleransi pada benda kerja yang dibuat memungkinkan  suatu produk yang dibuat oleh orang berbeda atau perusahaan berbeda dapat  dipasangkan atau diasembling. Dengan demikian toleransi ini memungkinkan suatu benda kerja dapat diproduksi lebih banyak secara massal yang mempunyai kemampuan tukar untuk banyak komponen yang sesuai satu sama lain dengan tepat.                                                                                     
Ada dua cara dalam menentukkan  besarnya ukuran toleransi yang dikehendaki yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi “H” sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut menurut macam suaiannya. Pada sistem basis poros ukuran poros sebagai dasar dengan toleransi “h” dan ukuran lubangnya berubah-ubah. Untuk menghindari kekeliruan dalam membaca antara huruf dan angka, maka tidak semua huruf dipakai sebagai pembacaan toleransi. Adapun huruf-huruf yang tidak dipakai adalah I, L, O, Q, dan W.
10.2 Macam-Macam Suaian
Suaian yang menunjukkan keketatan atau kelonggaran pada suatu toleransi dapat diakibatkan oleh  penerapan kerenggangan komponen yang berpasangan. Ada tiga jenis kemungkinan suaian pada toleransi, yaitu:
 (a) suaian longgar, suaian ini menghasilkan batas ukuran yang menjamin ruangan bebas antara komponen yang berpasangan pada waktu dirakit,
(b) suaian transisi, suaian ini memungkinkan terjadinya kesesakan kecil atau kelonggaran yang kecil pada komponen yang berpasangan pada waktu dirakit, dan
 (c) suaian sesak, suaian ini menghasilkan kesesakan diantara dua  komponen yang saling berpasangan pada waktu dirakit. Untuk sistem basis lubang, suaian longgar dengan pasangan daerah toleransi lubang ‘H’, maka daerah toleransi poros dari ‘a’ sampai ‘h’, suaian transisi, dengan toleransi lubang lubang ‘H’, toleransi  porosnya dari ‘j’ sampai ‘n’. Sedangkan untuk suaian sesak, toleransi lubang ‘H’, toleransi porosnya dari ‘p’ sampai ‘z’. Untuk sistem basis poros prinsipnya sama, cuma poros pakai huruf kecil, sedangkan lubangnya huruf besar. Untuk memperoleh suaian yang tepat antara dua komponen yang saling berpautan, maka perlu dihitung dahulu  ukuran batas yang memodifikasi ukuran nominal kedua komponen itu lalu baru  ditentukan besarnya Penyimpangan                                                                                     
(kelonggaran) yang diinginkan. Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas, dan penyimpangan bawah pada kedudukan bawah, ini berlaku untuk lubang maupun untuk poros. Gambar 46 di bawah ini memperlihatkan pembatasan-pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros. Dari gambar 46, didapatkan notasi-notasi dan definisi sebagai berikut:
a.  Ukuran nominal: adalah ukuran yang tertulis pada gambar tanpa memperhatikan toleransi.
b.  Ukuran aktual: adalah ukuran dari hasil pengukuran.
c. Penyimpangan atas: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terbesar yang diijinkan.
d. Penyimpangan bawah: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terkecil yang diijinkan.
e.  Toleransi: Harga absolut dari selisih penyimpangan atas dan penyimpangan bawah.
f.  Kelonggaran: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya (disini ukuran lubang lebih besar dari poros).
g. Kesesakan: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya (disini ukuran poros lebih besar dari lubang). 

Gambar 46. Pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros

Tidak ada komentar:

Posting Komentar